• Default Language
  • Arabic
  • Basque
  • Bengali
  • Bulgaria
  • Catalan
  • Croatian
  • Czech
  • Chinese
  • Danish
  • Dutch
  • English (UK)
  • English (US)
  • Estonian
  • Filipino
  • Finnish
  • French
  • German
  • Greek
  • Hindi
  • Hungarian
  • Icelandic
  • Indonesian
  • Italian
  • Japanese
  • Kannada
  • Korean
  • Latvian
  • Lithuanian
  • Malay
  • Norwegian
  • Polish
  • Portugal
  • Romanian
  • Russian
  • Serbian
  • Taiwan
  • Slovak
  • Slovenian
  • liish
  • Swahili
  • Swedish
  • Tamil
  • Thailand
  • Ukrainian
  • Urdu
  • Vietnamese
  • Welsh
Hari

Your cart

Price
SUBTOTAL:
Rp.0

Alergi Daging: Kebiasaan yang Tak Terduga!

img

Sajiku.biz.id Hai apa kabar semuanya selamat membaca Dalam Waktu Ini saya akan mengulas tren terbaru mengenai Kesehatan, Gaya Hidup, Alergi, Nutrisi, Makanan. Artikel Mengenai Kesehatan, Gaya Hidup, Alergi, Nutrisi, Makanan Alergi Daging Kebiasaan yang Tak Terduga baca sampai selesai.

Pola makan memiliki dampak yang signifikan terhadap kebiasaan tubuh dalam menentukan proses pencernaannya. Seorang profesor dari Amerika Serikat menyatakan bahwa ada penyesuaian yang terjadi dalam proses pencernaan. Namun, hal ini tetap membutuhkan observasi dan penelitian yang lebih mendalam.

Kersten, sang profesor, menjelaskan bahwa bukti yang ada saat ini belum cukup untuk menyimpulkan bahwa penelitian ini telah sepenuhnya terbukti. Dalam penelitiannya, ia menemukan bahwa individu yang sepenuhnya menghindari konsumsi protein hewani seringkali mengalami kondisi yang menyakitkan. Contohnya, makanan laut seperti udang dan kerang, serta produk olahan susu seperti keju dan yogurt, dapat menyebabkan reaksi alergi yang bervariasi.

Namun, berdasarkan laporan dari BBC tanggal 11 Maret, terdapat kondisi di mana seseorang dapat tiba-tiba mengalami alergi terhadap makanan yang sebelumnya aman untuk dikonsumsi. Hal ini biasanya terjadi setelah memantau kebiasaan makan atau pola diet dari partisipan yang menjadi subjek penelitian.

Menariknya, ditemukan bahwa individu yang pernah menjalani kehidupan vegetarian atau vegan mengalami perubahan dalam saluran pencernaannya. Mereka yang telah lama menghindari daging dilaporkan mengalami gejala-gejala aneh ketika mulai mengonsumsi daging kembali. Gejala yang dialami antara lain perut kembung, mual, dan kram perut, yang bisa jadi merupakan indikasi munculnya alergi.

Dari penelitian juga terungkap bahwa berbagai pengaruh seperti sindrom dan perbedaan imunitas menyebabkan seseorang tidak mampu menerima jenis makanan tertentu secara spesifik. Menurut data pemerintah Inggris, terdapat penurunan konsumsi daging sapi, babi, dan domba hingga 62% jika dibandingkan dengan tahun 1980 hingga 2022.

Untuk memperdalam pemahaman mengenai hal ini, dilakukanlah beberapa eksperimen. Salah satu sindrom yang diidentifikasi adalah sindrom Alpha-gal, yang dapat memicu alergi terhadap protein hewani. Ketika seseorang yang telah mengalami sindrom ini mengonsumsi daging, bahkan dalam jumlah yang kecil, dapat menyebabkan gejala yang beragam, baik secara fisik maupun emosional.

Sander Kersten, profesor nutrisi di Cornell University, mengemukakan bahwa efek penelitian ini tidak selalu bisa langsung terlihat. Diperlukan pengalaman dan penelitian lebih lanjut untuk memahami mekanisme yang terjadi di dalam tubuh. Sejauh ini, tubuh yang mendadak mengalami alergi terhadap daging hanya dapat dijelaskan melalui sindrom Alpha-gal. Hal ini menunjukkan bahwa sistem imun bisa salah mengenali protein hewani sebagai ancaman, yang pada akhirnya dapat menyebabkan reaksi serius seperti anaphylaxis hingga berujung pada kematian.

Meskipun demikian, disebutkan bahwa kemungkinan tubuh lupa cara mencerna daging sangat kecil. Daging dapat dianggap setara dengan bahan makanan lain, seperti buah-buahan, sayuran, dan kacang-kacangan, yang juga kaya akan serat. Di dalam saluran pencernaan, terdapat mikroba dan enzim yang akan tetap mengenali daging sebagai bahan makan yang harus dicerna.

Penting untuk dicatat bahwa reaksi alergi terhadap protein hewani paling sering terjadi bukan disebabkan oleh daging itu sendiri, melainkan oleh sensitivitas terhadap laktosa yang mengakibatkan kesulitan dalam mencerna protein hewani yang terdapat pada susu dan produk turunannya.

Demikianlah alergi daging kebiasaan yang tak terduga telah saya jelaskan secara rinci dalam kesehatan, gaya hidup, alergi, nutrisi, makanan Mudah-mudahan artikel ini bermanfaat bagi banyak orang pantang menyerah dan utamakan kesehatan. Jika kamu peduli cek artikel lain di bawah ini.

© Copyright 2024 - Resep Masakan Sederhana
Added Successfully

Type above and press Enter to search.

Close Ads