Bunyi Suara Makanan: Kenapa Kita Tak Tahan?
Sajiku.biz.id Selamat membaca semoga bermanfaat. Di Titik Ini saya ingin membedah Kesehatan, Psikologi, Kuliner, Seni Makanan, Sains Makanan yang banyak dicari publik. Tulisan Ini Menjelaskan Kesehatan, Psikologi, Kuliner, Seni Makanan, Sains Makanan Bunyi Suara Makanan Kenapa Kita Tak Tahan Yuk
Table of Contents
Carly Costello, seorang terapis dan juga pengidap misophonia, berbagi pengalaman tentang bagaimana suara-suara tertentu dapat memicu reaksi yang sangat besar dalam dirinya. Misophonia merupakan istilah yang belum resmi diakui dalam edisi terbaru Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental (DSM) yang dirilis oleh American Psychiatric Association. Namun, sejalan dengan perkembangan penelitian, sebuah studi yang diterbitkan pada tahun 2022 dalam jurnal Frontiers in Neuroscience menunjukkan bahwa misophonia dapat dianggap sebagai sebuah gangguan ketimbang sekadar kondisi atau sindrom.
Menurut Ross Cushing, seorang audiolog klinis, pendekatan multidisiplin adalah metode terbaik untuk menangani misophonia. Gangguan ini dikenal sebagai penurunan toleransi yang signifikan terhadap bunyi tertentu, seperti suara menyeruput makanan. Dampaknya terhadap kehidupan sehari-hari penderitanya tidak dapat dianggap sepele. Beberapa solusi telah dikenal untuk menangani masalah ini, termasuk teknik berbasis sensorik yang terbukti efektif.
Secara medis, istilah untuk kondisi ini adalah misophonia atau misofonia. Bagi individu yang mengalaminya, suara-se suara yang ada dapat terasa seperti hilangnya kendali. Carly menjelaskan bahwa suara-suara ini sering kali menimbulkan reaksi emosional yang mendalam, seperti kecemasan, kemarahan, bahkan keinginan untuk melawan atau menghindar. Menariknya, suara menyeruput makanan yang bagi sebagian orang malah dapat meningkatkan selera makan, justru menjadi suatu hal yang sangat mengganggu bagi sebagian lainnya.
Penting untuk diingat bahwa apa yang dianggap biasa atau lumrah oleh sebagian orang, bisa jadi menjadi sumber ketidaknyamanan bagi orang lain. Misalnya, saat mendengarkan suara slurppp, reaksi setiap individu bisa sangat bervariasi. Sementara yang lain menikmati suara tersebut sebagai bagian dari pengalaman makan, bagi sebagian yang lain bisa memicu stres atau bahkan panik.
Dalam penelitiannya, Dr. Anderson menyatakan bahwa misophonia dapat diobati. Audiolog dapat merancang program terapi suara yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing individu. Ini menunjukkan bahwa ada harapan untuk mereka yang mengalami kondisi ini. Selain itu, Anderson juga menekankan pentingnya komunikasi dengan orang-orang terdekat, seperti teman dan keluarga, tentang apa yang dialami.
Dengan melakukan itu, penderitanya bisa lebih mudah menemukan cara untuk mengatur sistem saraf mereka sekaligus tetap terhubung dengan orang-orang dan pengalaman yang berarti dalam hidup mereka. Menghadapi misophonia bukanlah hal yang mudah, tetapi dengan pendekatan yang tepat dan dukungan dari orang-orang terkasih, mengatasi pengalaman tersebut bisa menjadi lebih terjangkau. Terlebih lagi, kesadaran tentang kondisi ini terus meningkat, dan dengan dukungan yang tepat, ada harapan bagi banyak orang untuk menjalani kehidupan yang lebih baik.
Sekian uraian detail mengenai bunyi suara makanan kenapa kita tak tahan yang saya paparkan melalui kesehatan, psikologi, kuliner, seni makanan, sains makanan Selamat menggali lebih dalam tentang topik yang menarik ini tetap fokus pada impian dan jaga kesehatan jantung. Silakan bagikan kepada teman-temanmu. Terima kasih atas kunjungan Anda
✦ Tanya AI