• Default Language
  • Arabic
  • Basque
  • Bengali
  • Bulgaria
  • Catalan
  • Croatian
  • Czech
  • Chinese
  • Danish
  • Dutch
  • English (UK)
  • English (US)
  • Estonian
  • Filipino
  • Finnish
  • French
  • German
  • Greek
  • Hindi
  • Hungarian
  • Icelandic
  • Indonesian
  • Italian
  • Japanese
  • Kannada
  • Korean
  • Latvian
  • Lithuanian
  • Malay
  • Norwegian
  • Polish
  • Portugal
  • Romanian
  • Russian
  • Serbian
  • Taiwan
  • Slovak
  • Slovenian
  • liish
  • Swahili
  • Swedish
  • Tamil
  • Thailand
  • Ukrainian
  • Urdu
  • Vietnamese
  • Welsh
Hari

Your cart

Price
SUBTOTAL:
Rp.0

Makan Santai: Solusi Hemat Cegah Obesitas

img

Sajiku.biz.id Hai semoga semua sedang dalam keadaan sehat dan baik-baik saja. Pada Blog Ini mari kita telusuri Kesehatan, Makanan, Gaya Hidup, Diet, Ekonomi yang sedang hangat diperbincangkan. Artikel Ini Membahas Kesehatan, Makanan, Gaya Hidup, Diet, Ekonomi Makan Santai Solusi Hemat Cegah Obesitas lanjut sampai selesai.

Pembaruan terbaru mengenai perilaku makan tubuh telah diungkapkan melalui penelitian yang melibatkan 33 partisipan sehat berusia antara 20 hingga 65 tahun. Penelitian ini, yang dipimpin oleh Profesor Katsumi Iizuka dari Departemen Gizi Klinis di Fujita Health University, Jepang, menunjukkan adanya perbedaan yang mencolok dalam perilaku makan antara pria dan wanita. Hasil riset ini dipublikasikan dalam jurnal Nutrients edisi 6, volume 17 pada 10 Maret 2025.

Melalui analisis yang mendalam, para peneliti mengeksplorasi dampak dari berbagai ritme metronom saat peserta menggunakan headphone, serta bagaimana hal ini dapat mempengaruhi perilaku makan mereka. Hasil yang didapat memberikan gambaran baru mengenai pentingnya memahami bukan hanya pilihan makanan tetapi juga berbagai faktor lainnya yang ikut berkontribusi terhadap masalah obesitas, sebuah isu kesehatan yang serius.

Menurut Iizuka, Walaupun ilmu gizi umumnya lebih fokus pada aspek metabolisme dan penyerapan nutrisi, masih terbatas penelitian di Jepang yang menghubungkan aspek tersebut dengan perilaku makan. Dari data yang diamati, terlihat bahwa wanita membutuhkan waktu lebih lama untuk menyantap makanan, dengan rata-rata durasi makan mencapai 87 detik, dibandingkan dengan hanya 63 detik untuk pria. Selain waktu makan, peneliti juga mengukur jumlah kunyahan, gigitan, dan tempo mengunyah dari masing-masing partisipan.

Salah satu temuan yang menarik adalah bahwa wanita umumnya mengunyah lebih banyak dengan rata-rata sebanyak 107 kunyahan, meskipun tempo mengunyah di antara kedua jenis kelamin serupa. Ketika mempertimbangkan perbedaan tersebut, durasi makan dikaitkan dengan total jumlah kunyahan dan gigitan yang dilakukan, tetapi tidak menunjukkan hubungan yang signifikan dengan indeks massa tubuh atau tempo makan rata-rata.

Salah satu aspek yang paling mencolok dalam penelitian ini adalah pemakaian ritme metronom. Ketika partisipan harus mengikuti ritme yang lambat, sekitar 40 ketukan per menit, durasi makan mereka mengalami peningkatan yang signifikan dibandingkan saat makan tanpa iringan ritmik. Penemuan ini menunjukkan potensi strategi sederhana dan murah untuk mencegah obesitas, dengan cara memperpanjang durasi makan.

Para peneliti menyarankan agar individu mengambil gigitan yang lebih kecil dan memperbanyak jumlah kunyahan dalam setiap gigitan. Dengan demikian, jumlah total gigitan per waktu makan akan meningkat. Selain itu, memilih tempat makan yang mendukung ketenangan juga dapat berkontribusi pada durasi makan yang lebih panjang.

Iizuka menekankan bahwa pencegahan obesitas bukan hanya sekedar tentang mengatur kandungan gizi makanan, tetapi juga melaibatkan panduan perilaku serta faktor lingkungan yang mendorong orang untuk makan dengan lebih pelan. Integrasi perilaku makan yang dianjurkan ke dalam program makan siang di sekolah serta program-program lainnya berpotensi untuk mencegah penyakit yang terkait dengan obesitas di masa depan, kata Iizuka.

Namun, para peneliti juga mengakui bahwa penelitian ini masih perlu dilanjutkan. Mereka berencana untuk mengeksplorasi hasil temuan ini menggunakan variasi lain dari makanan, tidak hanya pizza, untuk memastikan penerapan yang lebih luas di berbagai konteks makan. Meskipun begitu, penelitian ini memberikan bukti yang sangat berharga dalam upaya pencegahan dan pengobatan obesitas tanpa memerlukan biaya atau kerumitan yang tinggi.

Dalam era di mana obesitas kian menjadi masalah kesehatan global, pemahaman tentang perilaku makan dan faktor-faktor yang mempengaruhi menjadi sangat penting. Penelitian ini menjadi salah satu upaya untuk meneliti lebih dalam dan menyediakan solusi yang praktis bagi masyarakat demi masa depan yang lebih sehat.

Terima kasih telah membaca tuntas pembahasan makan santai solusi hemat cegah obesitas dalam kesehatan, makanan, gaya hidup, diet, ekonomi ini Semoga tulisan ini membantu Anda dalam kehidupan sehari-hari tetap semangat belajar dan jaga kebugaran fisik. Bagikan kepada yang perlu tahu tentang ini. semoga artikel lainnya juga menarik. Terima kasih.

© Copyright 2024 - Resep Masakan Sederhana
Added Successfully

Type above and press Enter to search.

Close Ads