• Default Language
  • Arabic
  • Basque
  • Bengali
  • Bulgaria
  • Catalan
  • Croatian
  • Czech
  • Chinese
  • Danish
  • Dutch
  • English (UK)
  • English (US)
  • Estonian
  • Filipino
  • Finnish
  • French
  • German
  • Greek
  • Hindi
  • Hungarian
  • Icelandic
  • Indonesian
  • Italian
  • Japanese
  • Kannada
  • Korean
  • Latvian
  • Lithuanian
  • Malay
  • Norwegian
  • Polish
  • Portugal
  • Romanian
  • Russian
  • Serbian
  • Taiwan
  • Slovak
  • Slovenian
  • liish
  • Swahili
  • Swedish
  • Tamil
  • Thailand
  • Ukrainian
  • Urdu
  • Vietnamese
  • Welsh
Hari

Your cart

Price
SUBTOTAL:
Rp.0

Menelusuri Keunikan Kopi Touba Khas Senegal

img

Sajiku.biz.id Hai semoga selalu dalam keadaan sehat. Detik Ini aku mau membahas keunggulan Kopi, Budaya, Senegal, Kuliner, Perjalanan yang banyak dicari. Catatan Informatif Tentang Kopi, Budaya, Senegal, Kuliner, Perjalanan Menelusuri Keunikan Kopi Touba Khas Senegal Baca tuntas artikel ini untuk wawasan mendalam.

    Table of Contents

Kopi Touba adalah minuman khas asal Senegal yang diseduh dengan metode tradisional menggunakan rempah-rempah. Sejak tahun 1659, Senegal telah berada di bawah kekuasaan kolonial Prancis, sementara tokoh agama Serigne mengabdikan hidupnya untuk mendorong perdamaian dan kemerdekaan. Kopi tradisional dari berbagai belahan dunia selalu menarik minat banyak orang, dan salah satu yang terkenal hingga saat ini adalah kopi Touba, yang sering dijuluki kopi Sufi.

Minuman ini tidak hanya disajikan sebagai produk konsumsi harian, tetapi juga memiliki nilai spiritual yang dalam. Melalui praktik sufisme, yang merupakan bentuk keagamaan mistis untuk mendekatkan diri pada Allah, Serigne percaya bahwa kesetaraan sosial dan perdamaian dapat diraih oleh bangsa Senegal. Kopi Touba banyak dinikmati secara luas di Senegal, dan seiring berjalannya waktu, popularitasnya mulai merambah ke negara-negara lain, termasuk Guinea-Bissau, yang juga merupakan bagian dari Afrika Barat.

Pada awalnya, kopi ini hanya dikonsumsi dalam konteks upacara keagamaan. Sayangnya, Serigne harus menghabiskan waktu 13 tahun dalam pengasingan di Gabon dan Mouritania, sebuah situasi yang tidak menghentikannya untuk terus memperkenalkan kopi Touba. Seperti yang dilaporkan oleh perfectdailygrind.com pada 14 September 2022, pada awal abad ke-20, pendiri persaudaraan Islam Mouride, Sheikh Mbacke, mulai memperkenalkan minuman ini kepada umat Muslim lainnya dalam komunitas tersebut.

Tindakan Serigne dalam menyebarkan minuman ini tidak lepas dari perhatian pihak kolonial. Penjajah Kristen Prancis menuduh Syekh terlibat dalam penyebaran ajaran Islam, yang saat itu dianggap sebagai tindakan kriminal. Serigne percaya bahwa memanggang biji Selim dapat menghasilkan kopi yang lebih memberikan wawasan spiritual bagi para pengikut Islam Mouride saat berdoa.

Kopi Touba pertama kali diperkenalkan di Senegal pada tahun 1902 oleh pemimpin agama, Sheikh Amadou Bamba Mbacke. Tokoh budaya dan agama ini sangat berpengaruh dalam sejarah Senegal, dan kehadirannya turut memperkuat eksistensi kopi Touba di negara tersebut. Selama masa pengasingannya di Gabon, Serigne menemukan biji Selim dari pohon Xylopia aethiopica, yang berasal dari Afrika Tengah. Biji Selim terkenal dengan rasa kuatnya dan sering digunakan seperti lada hitam dalam masakan lokal.

Seiring waktu, konsumsi kopi Touba tidak lagi terbatas pada kalangan tertentu dan kini dinikmati oleh banyak orang dari berbagai latar belakang agama dan budaya. Proses pembuatan kopi ini melibatkan biji kopi Robusta yang dipadukan dengan biji Selim atau djar, sesuai dengan istilah dalam bahasa Wolof, yang merupakan bahasa asli Senegal. Secara tradisional, biji kopi Selim yang telah dikeringkan dan digiling ditambahkan di akhir pemanggangan biji kopi Robusta, karena proses pemanggangan biji Selim jauh lebih cepat.

Rasa pedas dan sedikit pahit dari kopi Touba dihasilkan dari tambahan biji Selim ini. Untuk menyeimbangkan rasa pahit tersebut, banyak orang menambahkan gula, sehingga minuman ini terasa lebih lembut. Umumnya, resep pembuatan kopi Touba menggunakan sekitar 100 gram biji kopi Robusta, 10 gram biji Selim, dan 800 ml air. Penyajian kopi ini dilakukan dengan metode pour-over menggunakan filter kain, dan beberapa variasi resep mungkin menambahkan bahan lain seperti cengkeh atau kapulaga.

Dengan beragam cara penyajian dan rasa yang unik, kopi Touba tidak hanya sekadar minuman, tetapi juga simbol warisan budaya Senegal yang kaya. Minuman ini menjadi jembatan yang menghubungkan tradisi, spiritualitas, dan keindahan sosial, menjadikannya salah satu jenis kopi yang layak untuk dicoba dan dinikmati.

Demikianlah menelusuri keunikan kopi touba khas senegal telah saya uraikan secara lengkap dalam kopi, budaya, senegal, kuliner, perjalanan Saya harap Anda menikmati membaca artikel ini tetap fokus pada impian dan jaga kesehatan jantung. share ke temanmu. terima kasih banyak.

© Copyright 2024 - Resep Masakan Sederhana
Added Successfully

Type above and press Enter to search.

Close Ads